Sabtu, 23 Mei 2009

Sekilas Tayang

PERTEMUAN BULANAN OMPUNG SAUT

HARAP HADIR DALAM PERTEMUAN/ ARISAN KELUARGA OMPUNG SAUT PADA TANGGAL 24 MEI 2009
DI JALAN KAMPAR JAKARTA PUSAT

BERJUANG MERAIH PENGHARAPAN (Roma 8:18)

Setiap orang pasti mempunyai pengharapan tersendiri. Pengharapan itu biasanya berupa suatu cita-cita supaya keadaan hidup kelak yang lebih baik. Jika anda sebagai orang tua, pasti berharap agar kelak anak-anak anda bisa menjadi orang yang berguna. Anda biasanya tidak akan segan-segan membayar mahal untuk menyekolahkan mereka di sekolah yang paling favorit baik di Indonesia maupun luar negeri. Anda memberikannya les bahasa Inggris, Piano, Mandarin dan segala les sampai kadang-kadang anak anda itu tidak ada waktu untuk bermain. Tujuannya agar mereka lebih baik dari hari ini, paling sedikit lebih baik dari kedua orang tuanya. Jikalau hari ini anda sebagai orang muda, maka pengharapan anda lain lagi, anda mungkin berharap menjadi orang yang kaya-raya dan bahagia, lalu andapun mulai kuliah dengan baik, kemudian mencari pekerjaan yang terbaik, cari isteri yang cantik, melahirkan anak-anak yang cerdas Sdan sebagainya.

Minggu, 10 Mei 2009

Menjadi berkat : (Olin & Vito Telah Sembuh)

Di tengah lilitan berbagai masalah hidup, banyak orang yang kehilangan pengharapan. Akibatnya ada yang terjerumus pergaulan bebas, obat-obatan, atau kejahatan lain. Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap mereka?
Teks Alkitab memperlihatkan begitu banyak orang yang datang menemui Yesus, ketika Ia datang kembali ke kota mereka (1; lih. 1:21). Mereka ingin mendengar pengajaran-Nya yang penuh kuasa. Mereka juga ingin melihat Dia melakukan mukjizat (1:22, 27). Bagaimana respons Yesus? Ia memberitakan Injil kepada mereka (2).
Tiba-tiba ada gangguan. Empat orang datang menggotong seorang yang lumpuh (3). Mereka mengharapkan Yesus menyembuhkan teman mereka. Namun kerumunan orang menghalangi mereka. Menyerah?
Jangan. Yesus sudah di depan mata! Bila si lumpuh bisa dihadirkan di depan Yesus, tentu ia akan disembuhkan. Lalu bagaimana caranya? Dengan semangat pantang menyerah, mereka naik ke atap rumah dan membongkar (4). Berhasilkah usaha mereka? Ya. Si lumpuh diturunkan di depan Yesus. Iman kawan-kawan si lumpuh menye-babkan Yesus merespons lebih dari yang mereka harapkan. Ia bukan hanya menyembuhkan si lumpuh (11), melainkan juga mengampuni dosanya.
Iman keempat orang itu sungguh luar biasa. Bukan hanya percaya secara pasif, tetapi ada tindakan aktif yang menyatakan keyakinan mereka pada kuasa Yesus dalam menyembuhkan penyakit. Iman mereka berperan besar dalam hidup si lumpuh sehingga dia dapat berjalan dan menikmati hidup dalam pengam-punan Tuhan.
Bagaimanakah peranan kita bagi hidup orang-orang di sekitar kita? Bagi ayah dan ibu yang sudah berusia lanjut, bagi tetangga yang membutuhkan perhatian, bagi rekan yang perlu pertolongan, dan seterusnya. Di awal tahun ini mari kita pikirkan suatu tindakan yang dapat menjadi berkat bagi mereka. Sesuatu yang memungkinkan mereka mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.

Senin, 04 Mei 2009

Jubileum 100 Tahun Kapusin

Ribuan umat Gereja Katolik Paroki Santo Laurentius Siantar I Pematang Siantar merayakan Jubileum 100 tahun Ordo Kapusin berkarya di Indonesia, Minggu, 24 Juli lalu, Analisa memberitakan.

Sejalan dengan Jubileum itu juga dilakukan Pesta Syukuran (Panen) dan Pesta Pelindung Paroki Jalan Sibolga yang juga dihadiri Bupati Simalungun, Ir John Hugo Silalahi, Pastor H Harianja Kapisin Medan dan sejumlah Pastor Kapusin di Sumatera Utara.

Dalam kotbahnya, Pastor Cosmas Tumanggor mengatakan, Yesus selalu memberi hidup kepada manusia baik memelihara, merangsang dan mengembalikan hidup. Hidup tidak hanya soal fisik atau tubuh jasmani, tetapi hidup yang terganjal secara spritual dan frustasi secara psikis atau terpinggirkan secara sosial, maka Yesus hadir dan berjuang untuk semua.

Demikian pula Santo Fransiskus dan Santo Laurentius dari Brindisi dalam menjalankan misi misionaris. Dalam gereja dia dihormati sebagai gembala umat, pujangga dan pengkhotbah ulung dan menjadi kurban dalam konflik antar agama di Eropa.

Demikian pula kelompok Kapusin dari Negeri Belanda yang datang ke Indonesia di Kalimantan Barat pada tahun 1905 sebagai misionaris.

Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Santu Laurentius Pematang Siantar, Pastor Thomas Saragih menjelaskan, kelompok Kapusin mendirikan stasi di Tanah Batak yakni pada tahun 1931 dan yang menjadi cikal bakal Paroki Santu Laurentius Pematang Siantar dengan demikian pada tahun depan (2006) genap 75 tahun. 9(baca Sejarah Perkembangan Gereja Katolik di Sumatera Uatara, sebagai Sumbangsih Terbesar dari Alm. A. Pandiangan)

Perayaan Jubileum 100 tahun Kapusin berkarya di Indonesia ini dirangkaikan dengan misa kudus yang diikuti ribuan umat Paroki Santu Laurentius dengan diiringi paduan suara dari Seminari Menengah Pematang Siantar.

Dalam kesempatan itu diselenggarakan juga lomba paduan suara, vokal grup dan lomba kuis.

BONA TAON OMPUNG SAUT JABODETABEK





Berbagai acara diselenggarakan untuk pembukaan taon yang penuh kasih, dalam keluarga besar Ompung Saut Pandiangan. Acara ini diselenggarakan pinompar ompung saut di jabodebatek