Di tengah lilitan berbagai masalah hidup, banyak orang yang kehilangan pengharapan. Akibatnya ada yang terjerumus pergaulan bebas, obat-obatan, atau kejahatan lain. Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap mereka?
Teks Alkitab memperlihatkan begitu banyak orang yang datang menemui Yesus, ketika Ia datang kembali ke kota mereka (1; lih. 1:21). Mereka ingin mendengar pengajaran-Nya yang penuh kuasa. Mereka juga ingin melihat Dia melakukan mukjizat (1:22, 27). Bagaimana respons Yesus? Ia memberitakan Injil kepada mereka (2).
Tiba-tiba ada gangguan. Empat orang datang menggotong seorang yang lumpuh (3). Mereka mengharapkan Yesus menyembuhkan teman mereka. Namun kerumunan orang menghalangi mereka. Menyerah?
Jangan. Yesus sudah di depan mata! Bila si lumpuh bisa dihadirkan di depan Yesus, tentu ia akan disembuhkan. Lalu bagaimana caranya? Dengan semangat pantang menyerah, mereka naik ke atap rumah dan membongkar (4). Berhasilkah usaha mereka? Ya. Si lumpuh diturunkan di depan Yesus. Iman kawan-kawan si lumpuh menye-babkan Yesus merespons lebih dari yang mereka harapkan. Ia bukan hanya menyembuhkan si lumpuh (11), melainkan juga mengampuni dosanya.
Iman keempat orang itu sungguh luar biasa. Bukan hanya percaya secara pasif, tetapi ada tindakan aktif yang menyatakan keyakinan mereka pada kuasa Yesus dalam menyembuhkan penyakit. Iman mereka berperan besar dalam hidup si lumpuh sehingga dia dapat berjalan dan menikmati hidup dalam pengam-punan Tuhan.
Bagaimanakah peranan kita bagi hidup orang-orang di sekitar kita? Bagi ayah dan ibu yang sudah berusia lanjut, bagi tetangga yang membutuhkan perhatian, bagi rekan yang perlu pertolongan, dan seterusnya. Di awal tahun ini mari kita pikirkan suatu tindakan yang dapat menjadi berkat bagi mereka. Sesuatu yang memungkinkan mereka mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar