Lembaran untuk Berbagi KASIH Pinompar Ompung Saut Pandiangan, dan semua kerabat
Minggu, 26 April 2009
Alumnus Undip Dominasi KPU
Radar Semarang
[ Selasa, 23 September 2008 ]
Alumnus Undip Dominasi KPU
SEMARANG-Setelah melakukan uji kelayakan dan kepatutan, Selasa (22/9) kemarin Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat akhirnya menetapkan lima nama sebagai anggota KPU Jateng periode 2008. Mereka berhasil menyisihkan lima nama lain yang diajukan KPU Jateng.
Kelima anggota KPU Jateng baru tersebut adalah incumbent Ida Budhiati, Andreas Pandiangan, Siti Malikhatun, Fajar Subhi, dan Nuswantoro Dwiwarno. Calon anggota yang terpilih akan diambil sumpah jabatannya pada Rabu (24/9) besok di kantor KPU, Wisma Maluku lantai 8 Kebon Kacang Raya 20 Jakarta.
Yang menarik, seperti pengurusan KPU sebelumnya, alumni Undip mendominasi kepengurusan baru. Tercatat Ida Budhiati, M.Fajar Subhi, Siti Malikhatun, Nuswantoro Dwiwarno. Keempatnya alumnus Fakultas Hukum Undip. Satu-satunya di luar Undip adalah Andreas Pandiangan yang justru bergelar sarjana ilmu sosial dan politik.
Kasubag Humas KPU Jateng Agus Suseno mengatakan, pelantikan mereka dibarengkan dengan pengambilan sumpah jabatan anggota KPU sembilan provinsi lainnya. Yakni Jabar, Jatim, NTB, NTT, Maluku, Kaltim, DIJ, Bali dan Sumut.
"Berdasarkan surat pemberitahuan dari KPU pusat No 297/Und/IX/2008 tertanggal 22 September 2008 pelantikan anggota KPU Jateng akan dilakukan di Jakarta, Rabu (24/9)," katanya kemarin
Sebelumnya, Tim Seleksi KPU Jateng mengajukan 10 nama calon ke KPU Pusat. Yakni, Achmad Junaidi S,Ag; Drs Andreas Pandiangan M.Si; Ir Didik Hayat Wiryadi; Hendra ST, Ida Budhiati SH, MH; Drs Joko J Prihatmoko MSi, M Fajar Subhi; AK Arif SH; Nuswantoro Dwiwarno SH MH; Siti Malikhatun SH M.Hum, dan Teguh Purnomo SH M.Hum.
Menurut Agus, usai dilantik mereka akan langsung bekerja menggantikan kepengurusan anggota KPU Jateng lama pimpinan Fitriyah.
Terpisah, Ida Budhiati saat dimintai komentar mengatakan, tugas berat sudah menanti anggota KPU Jateng yang baru. Di antaranya memperbaiki sistem kelembagaan dan meningkatkan kinerjanya agar lebih optimal dalam melaksanakan Pemilu 2009 dan Pilpres.
"Kami harus langsung bekerja dengan melakukan sosialisasi surat suara, membuat jadwal kampanye dan persiapan pemilu lainnya."
Sementara itu, jelang berakhirnya masa jabatan, lima anggota KPU Jateng yakni Fitriyah, Ida Budhiati, Slamet Sudjono, Hasyim Asya'ri, dan Ari Pradanawati, Senin (22/9) berpamitan dengan Gubernur Bibit Waluyo dan Sekda Pemprov Hadi Prabowo. (ric/isk)
Untunglah, bersamaan turunnya suku bunga deposito di awal
Si Pengembang yang Menggeliat Kembali
Keran KPR yang mulai mengucur, membuat aktivitas PT Ciputra Development terdengar lagi. Kelompok usaha ini semakin giat beriklan. Akankah Ciputra segera berjaya kembali? Akibat krisis ekonomi yang melanda negeri ini, sebagaimana kebanyakan pengusaha properti lainnya, Ciputra pun harus melewati masa krisis dengan kepahitan. Padahal, serangkaian langkah penghematan telah dilakukan. Grup Ciputa (GC), misalnya, terpaksa harus memangkas 7 ribu karyawannya, dan yang tersisa cuma sekitar 35%.
Lantas, semua departemen perencanaan di masing-masing anak perusahaan segera ditutup dan digantikan satu design center yang bertugas memberikan servis desain kepada seluruh proyek. Jenjang komando 9 tingkat pun dipotong menjadi 5. Akibatnya, banyak manajer kehilangan pekerjaan. Lebih pahit lagi: kantor pusat GC yang semula berada di Gedung Jaya, Thamrin, Jakarta Pusat, terpaksa pindah ke Jl. Satrio -- kompleks perkantoran milik GC. Paling tidak, dengan cara semacam itu, GC bisa menghemat Rp 4 miliar/tahun.
Sementara Harun dan tim keuangannya -- setelah susut menjadi 7 orang dan gajinya dipotong hingga 40% -- hengkang ke salah satu lantai Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Di tempat itu, mereka menyewa beberapa ruangan. Selebihnya, kabar yang menjadi rahasia umum: utang GC macet total.
Menurut Harun, para petinggi CD waktu itu sadar betul kondisi yang ada tidak bakalan berubah secepat yang dibayangkan. Soalnya, berlalunya krisis moneter yang belakangan bermetamorfosis menjadi krisis multidimensional sejatinya berada di luar kendali mereka. Celah yang masih terbuka hanyalah konsolidasi internal dan restrukturisasi perusahaan.
Maka, selain memangkas biaya operasional secara drastis, CD pun segera menerapkan strategi pemasaran baru: menjual kapling siap bangun. Kata Harun, selain CD kala itu hanya menyimpan sedikit stok rumah siap huni, perubahan strategi pemasaran ini juga dilakukan untuk membidik konsumen berkantong tebal. Maklumlah, mengharapkan KPR ibarat pungguk merindukan bulan. Adapun yang tersisa, ya itu tadi, pasar kalangan kelas menengah-atas. Mereka biasanya lebih suka membeli kapling karena dapat menentukan sendiri desain rumahnya.
Keuntungan lain menjual kapling tanah: berkurangnya biaya operasional. Masih menurut Harun, dengan menjual kapling siap bangun, CD cuma berkewajiban menyediakan infrastruktur seperti telepon, air, listrik dan jalan. Memang, ketimbang membangun rumah siap huni, biaya penyediaan infrastruktur relatif jauh lebih murah. Dalam perhitungan Harun, biaya yang dikeluarkan per m2-nya cuma Rp 90 ribu.
Sementara itu, bila membangun rumah siap huni, CD mesti siap menerima kenyataan jika harga bahan-bahan bangunan meningkat pesat. Besi, misalnya. Setelah kurs rupiah terhadap
Guna mendukung strategi di atas, program-program above the line juga tak luput dikoreksi. Hasilnya, dari monitoring yang dilakukan, para petinggi CD akhirnya berkesimpulan, mubazir bila beriklan gencar di masa krisis. "Seperti membunuh tikus dengan memakai bom," jelas Harun. Alhasil, pilihan kemudian jatuh pada penjualan langsung. Bahannya diolah dari database konsumen milik CD. Dan supaya lebih terarah, database diolah lewat pembentukan klub-klub penjualan, di Jakarta maupun
Namun, apa daya, meski harga kapling siap bangun belum dinaikkan dan tim pemasaran bekerja sekeras mungkin, toh strategi itu tidak langsung membuahkan hasil yang memuaskan. Lebih dari Tiga bulan, konsumen yang tertarik dengan ratusan hektare tanah matang milik CD yang dijual dalam bentuk kapling siap bangun -- dari total 1.800 har landbank (tanah mentah) CD yang tersebar di Jakarta dan Surabaya -- bisa dihitung dengan jari.
Kata Harun, petinggi CD lagi-lagi sadar para pemilik uang sesungguhnya lebih memilih mendepositokan uangnya ketimbang membeli kaping siap bangun. Maka, "Tahun 1998 adalah tahun yang paling sulit yang pernah dilalui CD," kenangnya. Masalahnya, uang yang masuk selama setahun cuma Rp 40 miliar.
Itulah nilai total hasil penjualan
Yang lebih menyesakkan, menurut sumber SWA, Pak Ci ikut-ikutan menambah beban psikologis pasukannya. Hampir setiap hari CEO GC itu uring-uringan tanpa sebab yang jelas. Seingatnya,waktu itu Pak Ci jarang bertanya kepada anak buahnya bagaimana sebenarnya kondisi di lapangan. "Ia malah seperti tak habis-habisnya melakukan pressure kepada timnya," jelas si sumber.
Dan lucunya lagi, bahkan di luar dugaan banyak orang -- sang sumber sendiri kaget luar biasa -- Pak Ci sampai-sampai "menodong" seorang pemuka agama agar jemaat gerejanya membeli kapling siap bangun di salah satu proyek perumahan CD. "Benar-benar tidak masuk akal," ungkap sumber. Benarkah? "Bohong. Kalau stres, siapa yang tidak stres waktu itu," bantah Harun.
Untunglah, bersamaan turunnya suku bunga deposito di awal 1999, strategi itu mulai menampakkan hasil. Kecil memang, tapi, "Kami sudah mulai sibuk," ujar Harun. Ia menunjuk aktivitas penjualan kapling siap bangun, khususnya yang di
Sayang, Harun tak bersedia menyebutkan nilai transaksi di Kota Buaya. Yang jelas, tidak seperti di
Bagaimana dengan
Seperti yang sudah-sudah, tutur menantu Ciputra itu, kebutuhan konsumen di
Bersamaan waktunya, CD pun kembali rajin beriklan. Namun, tidak seperti tiga tahun lalu, kini belanja iklannya diatur ketat. Indikator pertama yang dihitung sebelum mengeluarkan uang untuk berpromosi di berbagai media cetak adalah jumlah total hari libur dalam setiap bulan. Yang jelas, sebulan CD beriklan tak lebih dari tiga kali. "Bukan apa-apa. Kami hanya ingin iklan itu bisa efektif mencapai sasaran," katanya. Ia menambahkan, klub-klub penjualan yang dulu sempat dibentuk tetap diteruskan.
Hanya saja, lagi-lagi sayang, Harun mengaku tidak ingat persis jumlah uang yang masuk ke kocek CD setelah perusahaan properti yang dipimpinnya itu kembali rajin beriklan. Ia hanya mengatakan, "Cash flow kami cukup aman." Ditambah semakin membaiknya daya beli konsumen, Harun pun optimistis, CD dan GC bisa berkibar kembali. Namun, tentu saja, ia mengaku, "Tidak seperti dulu lagi."
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia), Paulus Pandiangan, SWA 03/XVI/10-23 Februari 2000
'Seluruh properti Cito akan terjual tahun ini'
Kamis, 20/09/2007
Tawarkan suku bunga KPA 6,35% selama September
'Seluruh properti Cito akan terjual tahun ini'
SURABAYA: PT Lippo Karawaci berhasil menjual 82% dari 240 unit apartemen dan 85% dari 1.700 stan mal di proyek super blok City Tomorrow (Cito) Surabaya, sementara sisanya ditargetkan terjual seluruhnya akhir 2007.
Proyek super blok yang terdiri atas perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel dan apartemen itu diharapkan beroperasi pada April 2008.
Paulina Puspasari, Marketing Manager Proyek Cito mengatakan optimistis dapat menjual semua stan mal dan apartemen, yang berada dalam proyek super blok di Surabaya itu akhir tahun ini.
"Harapannya semua stan dan apartemen dapat sold out akhir tahun [2007], kini dari 240 unit apartemen telah laku 82%, dan dari 1.700 stan mal telah terjual 85%," kata Puspasari kepada pers, kemarin.
Dia mengatakan khusus untuk pembeli apartemen hampir 75%-nya berasal dari Surabaya, sisanya dari Jakarta dan kota besar lainnya.
"Pembeli sebagai investor maupun sebagai end-user unit apartemen, kami perkirakan sama banyak," ungkapnya.
Keseluruhan proyek itu sendiri, lanjut Puspasari, kini telah memasuki tahap top - end off dan diharapkan pada bulan depan dapat dilakukan tahap penutupan atap (topping off).
"Proyek ini terus dikebut, dengan target April 2008 dapat beroperasi," ungkapnya.
KPA 6,35% Paulus Pandiangan, Public Relation Manager PT Lippo Karawaci mengatakan pihaknya akan terus mendorong proses penjualan stan maupun apartemen serta unit bisnis lainnya di proyek Cito.
Bahkan, lanjut dia, secara khusus pihaknya tengah meluncurkan skim kredit pemilikan apartemen (KPA) untuk kepemilikan apartemen di proyek Cito sebesar 6,35%. KPA tersebut ditawarkan selama September 2007.
Paulus mengatakan KPA yang diberikan manejemen pengelola Cito dijamin paling murah dibanding skim KPA sejenis yang diberikan di Surabaya.
"KPA di Cito dijamin paling murah, bahkan bisa dibandingkan dengan KPA sejenis di tempat lain," ungkap Paulus.
Kredit sejenis, lanjut dia, juga diberikan bagi masyarakat yang akan memiliki stan di mal Cito.
"Kredit sejenis [seperti KPA] dengan suku bunga sama [6,35%] juga ditawarkan bagi peminat stan mal di proyek Cito," tegasnya.
Menurut catatan Bisnis, proyek Cito hingga beberapa waktu lalu masih mendapat sorotan dari DPRD, terutama soalbelum terpenuhinya persyaratan pembangunan frontage road.
Namun hingga kini baik pemprov, pemkot Surabaya, maupun DPRD diketahui belum mengambil sikap terakhir menghadapi masalah tersebut. (MAJ/K21) (sandra.jobs@bisnis.co.id/surabaya@bisnis.co.id)